Kuliah di Nottingham; Survival Guide
Pada postingan kali ini saya akan berbagi pengalaman ketika kuliah di UK dulu (edisi galau) tepatnya di University of Nottingham. Iya, saya galau. Ingin sekali rasanya bisa tinggal disana terus. Apalagi pas mau pulang ke Indonesia rasanya tidak rela meninggalkan Nottingham, rumah saya selama satu tahun empat bulan selama kuliah di UK. Selama durasi waktu yang buat saya cuma seumur jagung itu, saya sudah menganggap kalau kota kecil di tengah-tengah Inggris itu adalah tempat saya kembali. Apalagi kalau lagi pergi jalan-jalan ke kota lain. Seringkali saya banding-bandingkan dengan Nottingham dan kadang tak sabar untuk pulang haha. Tuh kan jadinya makin galau saya kalau ingat-ingat ini semua hiks hiks. Sudahlah, semua sudah berlalu. Semoga bisa balik ke sana lagi, amin.
Sekarang back to business aja
yah. Saatnya saya curhat sedikit tentang survival guide di UK berdasarkan
pengalaman pribadi saya. Sebenar nya nggak jauh beda sih sama postingan orang
lain yang kuliah di UK. Bedanya? Ya ini pengalaman saya pribadi, ada satu dua
hal yang mungkin berbeda dari orang kebanyakan. Sebelum saya berangkat ke UK
saya juga rajin baca blog orang yang sudah pernah atau sedang mengenyam
pendidikan di negeri Ratu Elizabeth itu.
Secara garis besar, survival
guide ini dibagi menjadi dua part; personal dan akademik. Personal akan
menyentuh hal-hal seperti keuangan, sosial, ibadah, dkk. Sedangkan akademik
udah pasti soal kuliah hehe.
Personal life
Sedia jaket sebelum hujan! Iya, jaket bukan payung. Cuaca di UK
terkenal labil. Meskipun demikian sering-sering cek ramalan cuaca bisa
membantu kok. Kenapa jaket dan bukan payung? Angin di UK itu cukup kencang.
Bukan hal yang luar biasa kalau di tengah jalan lihat payung orang jadi
terbalik. Saya juga beberapa kali menemukan payung rusak di trotoar jalan.
Payung juga menjadi item wajib di setiap shop. Ini masalah preferensi sih
sebenarnya. Saya pribadi lebih suka pakai jaket kalau hujan daripada
menghabiskan uang untuk membeli payung sekali sebulan karena suka rusak haha.
|
|
Masak sendiri! Kalau mau
hemat ya masak sendiri. Sebenarnya bukan karena mau hemat aja sih tapi biar
bisa menyesuaikan dengan lidah Indonesia. Maklumlah, susah mencari
makanan Indonesia di Nottingham. Makanan orang disana juga kurang berasa. Jadi kalau masak sendiri bisa suka-suka
mau masukin cabe sebanyak apa, terserah.
Lagipula nggak bisa sering-sering makan di luar juga kan. Kantong
yang jadi korban. Beda sama zaman saya kuliah di Medan yang tiap hari makan
nasi bungkus karena emang begitulah budaya ngekos di Indonesia. Makannya di
warung. Di UK mana ada warung makan seperti di Indonesia ini. Yang menjamur
ya pizza shop atau ayam dan kentang goreng gitu.
Nggak bisa masak? Memangnya saya bisa masak. Tuh saya sudah cerita
kehidupan saya ngekos di Medan. Selalu makan di warung. Seiring berjalannya
waktu pasti bisa kok. Yang penting kemauan aja. Saya ingat sekali waktu
beberapa minggu pertama di Uk saya hanya bisa masak beberapa makanan saja
misalnya telur dan ayam. Setelah
beberapa bulan saya mulai mahir memasak dan serasa jadi Master Chef. Teman-teman
yang tinggal dengan saya juga mengakui kalau masakan saya enak (besar
kepala).
Karena masak sendiri, pengeluaran saya memang termasuk dalam
kategori sedikit. Dalam sebulan saya cuma habis sekitar £100
untuk kebutuhan utama saya (makan dan kebutuhan mandi) di luar pakaian dan
jalan-jalan.
Ada cerita lucu soal sedikitnya pengeluaran saya ini. Waktu itu saya
sedang berjalan di mall sendirian. Kemudian ada yang gadis muda yang berjalan
ke arah saya. Pertama dia muji sweater saya. Terus tanya pekerjaan saya dan
darimana asal saya. Habis itu dia tanya saya suka beli makanan atau masak
sendiri. Saya jawab masak sendiri. Terus dia Tanya lagi berapa banyak uang
yang saya habiskan dalam sebulan untuk makan. Pas saya jawab sekitar £100
dia langsung terkejut. Bagaimana tidak terkejut, ternyata dia mau menawarkan
produk catering mereka dengan harga lebih dari £200 sebulan. Kena ZONK dia
haha.
|
|
Student accommodation (hall / flat) vs shared house. Saya udah
ngerasain dua-duanya dan masing-masing punya kelebihan den kekurangan.
Student accommodation atau akomodasi mahasiswa biasanya punya fasilitas atau
jasa tersendiri yang tidak bisa kita dapatkan kalau tinggal di shared house
misalnya keamanan, jasa bersih-bersih kamar, makan (tergantung kebijakan),
gym, dan dekat dengan kampus. Kurangnya? MAHAL! Yep, dengan semua fasilitas
tersebut tentu wajar kalau biayanya mahal.
Kalau shared house? Murah! Kurangnya? Kurangnya adalah kelebihan
yang dimiliki oleh student accommodation. Makanya saya hengkang dari student
accommodation setelah saya menyelesaikan studi dan kontrak saya habis. Saya
pindah ke shared house dengan beberapa teman sekelas saya sembari menunggu
wisuda.
|
|
Ibadah? Saya akan bicara soal ibadah di Nottingham yah. Kalau di
kota lain nggak tahu tapi biasanya sih nggak jauh beda. Nah, sebagai seorang
muslim yang perlu mesjid untuk ibadah (khususnya sholat Jumat), menurut saya
butuh perjuangan untuk mencapai mesjid. Kalau di Indonesia, dimana-mana ada
mesjid. Di daerah tempat tinggal saya disini (Indonesia) rumah saya berada
dekat dua mesjid. Satu ke kanan satu ke kiri. Jalan kaki sedikit langsung
sampai. Nah kalau di Nottingham? Perlu jalan yang cukup jauh dan tidak jarang
mesti naik bus dulu. Tapi saya biasanya pergi ke mushalla kampus untuk sholat
bukan mesjid. Jumatan juga bisa disitu kok. Masalahnya itu ada di kampus
utama sedangkan tempat tinggal saya
dekat kampus dua dimana semua kelas saya diadakan disana. Jadilah saya tetap
naik bus dari kampus dua ke kampus utama. Gratis kok, karena itu bus kampus. Jadi
kalau mau Jumatan saya jalan kaki sebentar ke kampus dua trus naik bus kampus
menuju kampus utama.
|
|
Tranportasi? Saya sih biasanya jalan kaki kemana-mana. Naik bus juga
kalau jauh. Terus dimana-mana suka ada diskon untuk mahasiswa sih. Satu fakta
keren soal Nottingham; the best transportation in the UK. Iya, terbaik se-UK.
Ini yang buat saya suka menggerutu kalau lagi liburan ke kota lain. Biasanya
saya mengeluhkan soal transportasi karena sudah terbiasa dengan teransportasi
di Nottingham yang super asik. Karena busnya? Nggak juga. Rata-rata bus di UK
sama semua modelnya. Yang buat saya jatuh cinta sama transportasi di
Nottingham itu adalah kita bisa track waktunya dan memang selalu pas. Kalau
di Nottingham, selain ada waktu yang tertera secara tertulis di bus stop nya,
kita juga bisa track lewat aplikasi hp dan ada tulisan yang jalan-jalan gitu
deh.
|
|
Kehidupan sosial? Asik! Orang di Nottingham baik-baik kok. Tidak
pernah saya mengalami diskriminasi selama tinggal disana. Padahal waktu itu
lagi heboh-hebohnya Brexit. Selain transportasi, Nottingham juga terkenal
dengan kehidupan malamnya. Ada buannnyyyaakkk pubs/bars dan clubs. Yang hobi
night out sama teman-teman, Nottingham bakal manjain kamu deh.
|
|
Part time job? Why not? Mau sudah dikasih beasiswa, mau biaya
orangtua, nggak ada salahnya kan menambah uang jajan sendiri. Saya sendiri
jadi lebih sering jalan-jalan karena gaji dari kerja sambilan saya sebagai
pelayan di sebuah restoran hehe. Selain itu saya jadi bisa meningkatkan
kemampuan bahasa Inggris dan juga menambah teman.
|
|
Belanja? Kalau kamu muslim, ada banyak kok bertebaran toko-toko yang
menjual makanan halal di Nottingham. Jadi nggak usah khawatir. Ayam, daging
sapi, semuanya ada (kecuali bumbu-bumbu khas Indonesia hiks hiks). Kalau masalah bumbu atau rempah biasanya
saya cari di Oriental atau Asian shops. Tidak lengkap sih tapi masih ada
beberapa lah yang bisa digunakan. Terus, disini makan-makanan yang dianggap
murah di Indonesia itu malah jadi sebaliknya loh. Saya yang sering
makan teri selama di Indonesia malah cuma makan sekali sebulan selama di UK.
Kenapa? MAHAL! Ayam dan daging jauh lebih murah.
Belanja baju, sepatu,
dkk? Saya biasanya sih di belanja di PRIMARK. Ramah kantong mahasiswa
haha.
|
Kayaknya itu dulu deh kalo soal
survival guide untuk personal life yang bisa saya ingat. Kalau mau tanya-tanya
silahkan komentar di bawah. Untuk selanjutnya kita bahas dari sisi akademik
(kehidupan kampus).
No comments: